Sabtu, 23 Maret 2024

SHOLAT QIYAMU RAMADHAN DALAM AL-MUWATHTHA

 


AL-MUWATHA IMAM MALIK


31. Menghidupkan kegiatan Ramadhan

231 - حَدَّثَنِيْ مَالِكُ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ الْقَارِيِّ أَنَّهُ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابَ فِيْ رَمَضَانَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَإِذَا النَّاسُ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُوْنَ يُصَلِّى الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ وَيُصَلِّى الرَّجُلُ فُيَصَلِّى بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ فَقَالَ عُمَرُ وَاللَّهِ لَأَرَانِيْ لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَآءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ أَمْثَلَ فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّوْنَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ فَقَالَ عُمَرُ نِعْمَتِ الْبِدْعَةُ هَذِهِ وَالَّتِيْ تَنَامُوْنَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنَ الَّتِيْ تَقُوْمُوْنَ يَعْنِيْ آخِرُ اللَّيْلِ وَكَانَ النَّاسُ يَقُوْمُوْنَ أَوَّلَهُ

231. Telah menceriterakan kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari Urwah bin Zubair dari Abdurrahman bin Abdul Qari, dia berkata: “Saya keluar bersama Umar bin Khattab ke masjid pada bulan ramadhan, ternyata orang-orang (sholat) berpencar-pencar dalam beberapa kelompok. Ada yang sholat sendirian, ada juga yang sholat dengan diikuti jamaah. Umar berkata: “Demi Allah, sesungguhnya saya berpendapat, jika aku kumpulkan mereka dengan satu Qari (imam), niscaya akan lebih utama”. Akhirnya Umar pun memerintahkan agar mereka sholat dengan imam Ubay bin Ka’ab. Abdurrahman berkata: “Saya keluar bersama Umar bin Khattab pada hari yang lain, pada saat itu orang-orang shalat dengan satu Qari (imam) mereka. Umar pun berkata : “Sebaik-baik bid’ah adalah ini! Waktu yang kalian gunakan untuk tidur (akhir malam) adalah lebih baik dari pada yang kalian pergunakan untuk shalat sekarang ini (setelah Isya). Waktu itu orang-orang sholat pada awal malam.

 

232 – وَحَدَّثَنِي عَنْ مَالِكٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يُوْسُفَ عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدٍ أَنَّهُ قَالَ أَمَرَ عُمَرُ بْنِ الْخَطَّابِ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ وَتَمِيْمًا الدَّارِيِّ أَنْ يَقُوْمَا لِلنَّاسِ بِإِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً قَالَ وَقَدْ كَانَ الْقَارِئُ يَقْرَأُ بِالْمِئَيْنِ حَتَّى كُنَّا نَعْتَمِدُ عَلَى الْعِصِيِّ مِنْ طُوْلِ الْقِيَامِ وَمَا كُنَّا نَنْصَرِفُ إِلَّا فِيْ فُرُوْعِ الْفَجْرِ

232. Telah menceriterakan kepadaku Malik dari Muhammad bin Yusuf dari As-Saib bin Yazid, dia berkata: “Umar bin Khattab memerintahkan Ubay bin Kaab dan Tamim Ad-Dary untuk mengimami orang-orang (tarawih) dengan 11 rakaat”. As-Sa’ib berkata: “Imam membaca 200 ayat sehingga kami bersandar di atas tongkat karena sangat lamanya berdiri. Dan kami tidak keluar masjid melainkan hampir waktu fajar (subuh).”

233 – وَحَدَّثَنِيْ عَنْ مَالِكٍ عَنْ يَزِيْدِ بْنِ رُوْمَانَ أَنَّهُ قَالَ كَانَ النَّاسُ يَقُوْمُوْنَ فِيْ زَمَانِ عُمَرَ بْنِ الْخَّطَّابِ فِيْ رَمَضَانَ بِثَلَاثِ وَعِشْرِيْنَ رَكْعَةً

233. Telah menceriterakan kepadaku Malik dari Yazid bin Ruman, dia berkata: “Orang-orang pada zaman Umar bin Khattab sholat ramadhan 23 rakaat”.

 

234 – وَحَدَّثَنِيْ عَنْ مَالِكٍ عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ أَنَّهُ سَمِعَ الْأَعْرَاجَ يَقُوْلُ مَا أَدْرَكْتُ النَّاسَ إِلَّا وَهُمْ يَلْعَنُوْنَ الْكَفَرَةَ فِيْ رَمَضَانَ قَالَ وَكَانَ الْقَارِئُ يَقْرَأُ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ فِي ثَمَانِ رَكَعَاتٍ فَإِذَا قَامَ بِهَا فِيْ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً رَأَى النَّاسُ أَنَّهُ قَدْ خَفَّفَ

234. Telah menceriterakan kepadaku Malik dari Daud bin Al Hushain, bahwa dia mendengar A’raj berkata : “Saya tidak mendapatkan orang-orang melainkan mereka melaknat orang-orang kafir pada bulan ramadhan”. Al A’raj berkata: “Imam sholatnya membaca surah Al Baqarah dalam 8 rakaat. Jika saja imam itu membacanya untuk 12 rakaat maka orang-orang akan mengatakan imam meringankan bacaannya”.

 

235 – وَحَدَّثَنِيْ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِيْ بَكْرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِيْ يَقُوْلُ كُنَّا نَنْصَرِفُ فِيْ رَمَضَانَ فَنَسْتَعْجِلُ الْخَدَمَ بِالطَّعَامِ مَخَافَةَ الْفَجْرِ

235. Telah menceriterakan kepadaku Malik dari Abdullah bin Abu Bakar, dia berkata: “Saya mendengar Bapakku berkata: “Pada bulan Ramadhan kami keluar masjid (selesai sholat) segera bergegas mempersiapkan makan (sahur) karena takut datangnya fajar (subuh)”.

 

PERANG UMMAT ISLAM AKHIR ZAMAN

 


عَنْ أَبِي حَوَالَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “ سَيَصِيرُ الْأَمْرُ إِلَى أَنْ تَكُونُوا جُنُودًا مُجَنَّدَةً ، فَجُنْدٌ بِالشَّامِ ، وَجُنْدٌ بِالْيَمَنِ ، وَجُنْدٌ بِالْعِرَاقِ “ ، قَالَ ابْنُ حَوَالَةَ : خِرْ لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ ، قَالَ : “عَلَيْكَ بِالشَّامِ ، فَإِنَّهَا خِيرَةُ اللَّهِ مِنْ أَرْضِهِ ، يَجْتَبِي إِلَيْهَا خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ ، فَإِنْ أَبَيْتُمْ ، فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ ، وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ ، فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ تَكَفَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ

“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku Negeri Syam dan penduduknya.” (Shahih, HR. Abu Dawud (2483) Imam Ahmad (4/110) Al-Hakim, dan Ibnu Hibban)

 

Ada tiga Negara Islam yang disebut banyak hadist karena Kemuliaan dan peran pentingnya dalam perang akhir zaman menghadapi musuh musuh Islam, tiga negara yang dimuliakan tersebut adalah Iraq, Yaman dan Syams (Suriah, Palestina, Libanon).